Kamis, 20 September 2012

PERAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENANGGULANGI KEKERASAN REMAJA

 

Keluarga merupakan satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat. Keluarga merupakan unit sosial yang utama yang mana melalui individu-individu dipersiapkan nilai-nilai kebudayaan, kebiasaan, dan tradisinya dipelihara. Dengan demikian keluarga mempunyai peran yang sangat dominan di dalam mengantarkan pribadi menjadi manusia seutuhnya, insan kamil. Namun demikian, masing-masing keluarga akan membawa misinya menurut konsep yang dibangun. Menurut Hasan Langgulung peran keluarga dalam pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang individu dan sudut pandang masyarakat. Dari sudut pandang individu merupakan usaha untuk mengembangkan potensi-potensi individu yang terpendam dan tersembunyi. Sedangkan dari sudut masyarakat, pendidikan merupakan usaha untuk mewariskan nilai-nilai budaya oleh generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarkat tetap berkelanjutan. Dengan demikian didalam pendidikan terdapat upaya untuk melakukan perubahan perilaku.

            Pendidikan agama islam merupakan pendidikan iman sekaligus pendidikan amal sholeh, pendidikan Agama Islam berisi ajaran mengenai sikap dan tingkah laku pribadi atau kelompok demi menuju kesejahteran hidup, maka pendidikan islam adalah menyangkut pendidikan individu dan juga masyarakat.[1] Pendidikan Islam adalah pondasi untuk mempertebal dan memeprkokoh keimanan, ketakwaan pada diri manusia. Pendidikan Islam meneladankan kepribadian muslim, segala aspeknya baik pelaksanaaan ibadah khas maupun ibadah ‘am. Yang meneladankan bukan hanya guru disekolah, melainkan orang tua dan masyarakat yang ada disekitarnya. Pendidikan yang berprilaku diajaran Islam untuk mencetak akhlak yang baik dan dapat sosialasi dengan masyarakat disekitarnya dengan menerima dan menghargai perbedaan.

            Pendidikan yang berperan penting didalam keluarga yaitu orang tua, karna orang tua selalu bersama dengan anaknya dirumah, pendidikan Islam dalam keluarga adalah pendidikan Islam yang dilakukan baik dengan sengaja atau tidak sengaja yang terjadi melalui komunikasi antar anak dengan orang tuanya atau dengan anggota keluarganya, baik secara langsung atau tidak langsung. Pendidikan Islam yang dilakukan dengan sengaja dapat dilakukan oleh orang tua misalnya melalui memperkenalkan kepada anaknya tentang: Islam sebagai agamanya, Allah sebagai Tuhanya. Adapun pendidikan secara tidak langsung atau tidak sengaja adalah melalui keteladanan. Hal ini sangat penting karena seorang anak akan meniru apa saja yang dilihatnya didalam lingkungan keluarganya.

Tanggung jawab orang tua adalah untuk mendidik dan memelihara anaknya, dalam mendidik anak orang tua perlu mementingkan pendidikan keteladanan kepada anaknya. Karena keteladanan adalah sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan dalam proses kependidikan. Sebab untuk merealisasikan segala apa yang diinginkan oleh pendidikan yang tertuang dalam konsep dan teori harus diterjemahkan dalam kawasan yang salah satu media keteladanan. Karena Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW agar menjadi teladan bagi seluruh manusia dalam merealisasikan sistem pendidikan tersebut. Dan begitu juga orang tua harus mampu untuk meneladankan anaknya seperti memberi contoh terhadap anaknya selalu untuk bersikap jujur, tanggung jawab, tidak berkata jorok, sabar dan menghargai perbedaan orang lain.

Pendidikan agama Islam adalah tolak ukur menjadikan insan yang berakhlak dan bermoral tinggi. Dengan pendidikan agama islam menjadikan perdamaian yang saling menghargai atas kesadaran yang tumbuh dari dalam hati nurani. Apabila tidak bisa orang tua untuk mendidik anaknya mnjadi anak yang teladan, akan mengakibatkan anak tak mau patuh terhadap orang tua, dan ingin selalu menang sendiri dan bermain ugal-ugalan dijalanan, dan mengakibatkan tindakan kekerasan yang kerap terjadi seperti belakangan ini yang melibatkan remaja, misalnya tawuran sesama pelajar dikarnakan dengan permasalahan sepele yang memicu aksi tawuran. Peristiwa tawuran yang kerap terjadi antar pelajar dikota-kota besar, seperti di jakarta. Dan tidak hanya itu, kekerasan terjadi pada guru terhadap muridnya sampai murid trauma tidak mau lagi masuk sekolah. Meninjau kekerasan yang kerap terjadi dalam pendidikan berarti masih lemahnya pendidikan yang berlandaskan pendidikan ajaran islam dikeluarga maupun di sekolah.

Kekerasan dalam pendidikan merupakan perilaku melampaui batas kode etik dan aturan dalam pendidikan, baik dalam bentuk fisik maupun pelecehan atas hak seseorang. Pelakunya bisa siapa saja: guru, orang tua, teman sebaya, bahkan masyarakat. Jika perilaku kekerasan sampai  melampaui batas otoritas dalam keluarga ataupun lembaga, maka kekerasan tersebut mengarah kepada pelanggaran atas Hak Asasi Manusia (HAM), apabila keluarga menghukum anaknya sampai luka fisik karena alasan tidak jelas merupakan perbuatan yang  melanggar kewajiban-kewajiban orang tua memelihara anak-anaknya. Dan begitu juga kekerasan dari seorang guru mengakibatkan luka fisik, atau murid menganiyaya guru karena alasan nilai, temasuk pelangaran HAM dan merupakan tindakan pidana.

Dengan demikian agama Islam adalah untuk menyadarkan terhadap remaja yang masih duduk dibangku sekolah dan masih perlu bimbingan orang tua sepenuhnya supaya tidak ada lagi kekerasan yang terjadi. Pendidikan salah satu  jalan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa putra-putri bangsa menjadi putra bangsa yang berakhlak, bermoral dan bertanggung jawab. Pentingnya keluarga dalam pendidikan islam memberikan dasar tentang agama. Karena orang tua adalah peran penting dalam keluarga dan sekaligus panutan anaknya. Norma Islam perlu berikan kepada anaknya sedari umur masih belita sehingga kelak besar ajaran Islam sudah tertanam dalam diri anaknya. Tapi tidak hanya norma Islam yang harus diberikan melainkan budaya, nilai-nilai kemaniusiaan perlu ditanamkan dalam diri anak remaja melalui pendidikan nilai (afektif) humanis. Sehingga remaja menjadi remaja yang bermoral dan berakhlak mulia.

 



muhammad sholeh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar